Saturday, November 28, 2009

Sinopsis Buku-Buku Bahan Ulangan Umum Bahasa Indonesia


SECRET SOCIETIES: 21 Organisasi Perusak Dunia
Pengarang: Michael Bradley
Penerjemah: Ety Triana
Penerbit: Rajut Publishing House



Sejak awal terbit, buku ini ternyata mampu menyita perhatian banyak orang. Terbukti, pada 2009, buku ini sudah mengalami cetak ulang yang keempat (dari tahun 2008). Rasa penasaran adalah hal yang menjadi daya magnet buku ini. Betapa tidak, buku berjudul Secret Societies:Organisasi Perusak Dunia ini hendak membuat penasaran kita, bahwa ada 21 organisasi rahasia yang terbukti telah merusak dunia baik secara lokal maupun inter-lokal dari pelbagai sisi: politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain.

Yang dimaksud Secret Societies oleh Michael Bradley—sang penulis buku ini—adalah sekumpulan organisasi sosial maupun (atas nama) keagamaan di seluruh dunia dari masa ke masa yang mewajibkan anggota-anggotanya untuk menyembunyikan aktifitas-aktifitas tertentu dari orang luar seperti ritual inisiasi atau upacara perkumpulan. Anggota-anggotanya mungkin diwajibkan untuk menyembunyikan atau menyangkal keanggotaan mereka dan sering disumpah untuk menjaga rahasia perkumpulannya. Biasanya, mereka identik dengan rencana-rencana politis;pembentukan pemerintahan global atau apa yang disebut dengan Tata Dunia Baru (The New World Order – NOW). Ciri khas mereka adalah mencari keuntungan untuk dirinya sendiri dengan pelbagai cara, meski dengan cara kotor sekalipun.

Bradley menulis buku ini dengan maksud agar masyarakat dunia mengenal komplotan – komplotan rahasia paling berbahaya di dunia. Merekalah para pengendali ekonomi, politik dan seluruh isu – isu global internasional. Secara kasat mata, komplotan itu menampilkan diri moderen dan terhormat di mata publik, namun berbeda dengan pekerjaan mereka sebenarnya.

Organisasi-organisasi yang mereka susun sangat rapi. Mereka memulai menjajah dan meneror, melalui politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan seterusnya. Keduapuluh satu organisasi yang dimaksud adalah The Assasin, The Bilderbergers, The Bohemian Club, The Club of Rome, Council on Foreign Relations (CFR), Essex Junto, Freemasonry, The Golden Dawn, The Illuminati, Knight Templar, Ku Klux Klan, Mafia, Majestik-12 The Aviary and The Aquarium, Mensur, Opus Dei, The Order of Skull and Bones, Sionus Prioratus, The Rosicrucians, The Round Table, Triad, dan Trilateral Commision.

The Assasin (abad 12-13), misalnya, sebuah organisasi yang berasal dari Syiria namun kekuasaannya meliputi negara-negara Islam di timur tengah. Organisasi ini disebut Nizariyah, karena mereka berusaha mengembalikan pangeran Nizar Al-Toyyib (dianggap sebagai reinkarnasi Nabi Ismail) ke tahta kekuasaan Mesir. Komplotan ini mulai disebut The Assasin karena mulai mencuci otak para pemuda untuk diperbudak dengan menempatkan mereka di istana layaknya surga dunia. Untuk mendapatkan kenikmatan surga tersebut mereka halalkan segala cara dan rela meski nyawa sebagai taruhannya. Pengaruh Assasin menyebar ke seantero jagad hingga pertengahan abad 13.

Jika The Assasin dan beberapa organisasi lainnya seperti The Bohemian Club, The Club of Rome, Essex Junto, The Golden Dawn, Ku Klux Klan eksis pada abad yang lampau, sedang—sekadar menyebut—The Bilderbergers, CFR (Council on Foreign Relationship), Freemasonry dan Trilateral Commission adalah beberapa organisasi yang eksis pada masa kini. Keempat organisasi ini memiliki hubungan erat dan saling berelasi. Mereka menguasai minyak & mineral dunia, bank sentral dunia, media massa, teknologi persenjataan, dan penguasaan pangan.

Menurut Bradley, anggota organisasi The Bilderbergers adalah orang-orang penting dalam pemerintahan di Eropa dan Amerika, seperti Bill Clinton mantan presiden AS, Pangeran Charles, Ratu Sophia dari Spanyol, Ratu Beatrix dari Belanda, keluarga Rockefeller Amerika dan Rothschild Eropa.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1968 dan merupakan salah satu organisasi terbesar di dunia. Ada yang menyebutnya komplotan elit rahasia yang berambisi menguasai dunia. Untuk menjalankan misi, mereka berkedok "kerja sama" yang didukung oleh kalangan elit dunia, Bank Dunia hingga Dana Moneter Internasional (IMF).

Banyak hal yang terjadi di dunia, termasuk di Indonesia—krisis ekonomi, pergantian rezim, perang, dan lain sebagainya—tak lepas dari peran kelompok rahasia ini. Semua ini demi memantapkan hegemoni mereka.

Menurut hasil penelusurannya, komplotan Bilderberg ini tidak punya nama dan eksistensi resmi. Mereka beranggotakan politisi elite dunia yang berjumlah 100 orang lebih; terdiri dari para pakar keuangan internasional, bos-bos internasional, para pemimpin politik dan keluarga-keluarga kerajaan Eropa.

Contohnya Bill Clinton. Saat masih menjadi gubernur, dia dijadikan alat organisasi ini guna menaklukkan North America Free Trade Agreement (NAFTA). Untuk itu, Clinton terpilih sebagai presiden AS. Mereka juga pernah menjebak Uni Soviet dengan bantuan finansial. Kompensasi yang harus dibayar adalah Uni Soviet menyerahkan sumber daya alam. Hal ini juga diterapkan pada negara-negara berkembang. Tujuan mereka agar negara-negara dunia ketiga lumpuh dan bergantung total kepada mereka. Setelah mendapat pinjaman dana dari IMF, penduduk negara-negara berkembang menjadi hamba sahaya abadi untuk melayani kepentingan mereka. Bukankah hal ini menjadi kenyataan pada masa kini, termasuk Indonesia?

Harus diakui informasi keduapuluh satu organisasi yang didapat dari buku ini memang tidak terlalu banyak. Ulasannya kurang mendalam. Oleh karena itu, buku ini hanya menjadi semacam pengantar saja, tak lebih. Secara tematis, buku ini pun kurang lengkap, karena tidak mencantumkan beberapa secret societies yang juga berpengaruh seperti: Jesuit, Zionist, CIA, MI-5, MI-6, MOSSAD, dan KGB.

Meski begitu, buku ini dapat dipercaya informasinya. Bahkan, di akhir halaman buku ini, penulis menantang pembaca untuk mengumpulkan semua alasan, jika tak satupun fakta isi buku ini benar. Sebab, buku ini ditulis dengan menggunakan riset dan penelitian yang matang. Ditambah dengan ilustrasi-ilustrasi yang relevan dengan masing-masing organisasi yang disebutkan tersebut.





INCEST: Kisah Kelam Kembar Buncing
Pengarang: I Wayan Artika
Penerbit: Interpre Book
Tahun terbit: 2008
Tebal: 268 halaman


Sebuah novel penuh polemik. Pasalnya, cerita yang diangkat dari kisah nyata ini berbenturan dengan etika adat yang dianut oleh salah satu desa di Bali.
Perkawinan sedarah yang telah menjadi tema sentral dalam novel ini sempat menjadi kecaman kepala suku, para aparat dan warga desa. Isinya, diindikasi membuka aib kebiasaan ritual yang sangat sakral dan vulgar menelanjangi serta menghina budaya tradisional di sana.
Dua insan yang lahir dalam satu rahim itu, dipaksa untuk menikah ketika menginjak dewasa. Pergulatan terjadi. Pergolakan batin mereka ingin mendobrak kultur klasik itu berkecambuk. Dan, disitulah klimaks ceritanya terjadi. Pertentangan yang dibarengi dengan niat melakukan perubahan menjadikan kisah dalam novel ini lebih berani. Kritis dan terkesan tampil sebagai pecut pendobrak adat kuno yang salah.





RICH DAD POOR DAD
Pengarang: Robert Kiyosaki & Sharon L. Lechter
Penerbit: Gramedia
Tahun terbit: 2004





Buku ini berisi pengetahuan tentang finansial yang mudah dimengerti dengan konsep-konsep sederhana yang ditawarkan tentang hakikat uang. Buku ini juga mengubah pandangan kita tentang kemakmuran yang orang awam biasa menyebutkan dengan banyak uang. Banyak uang bukan berarti makmur, tapi orang yang bisa membuat uang dapat bekerja untuk dia adalah orang yang makmur. Tujuan yang ingin disampaikan dalam buku ini adalah "Bagaimana membuat uang bekerja untuk kita." Dalam buku ini dibedakan secara tegas antara kewajiban( liabilitas) dan asset. Asset secara sederhana adalah sesuatu yang menaruh atau memasukkan uang ke dalam saku sedangkan liabilitas adalah sesuatu yang mengeluarkan uang dari saku.Buku ini membahas juga tentang mengapa kita harus melek belajar melek finansial dalam hal ini berarti kemampuan untuk membaca dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan masalah finansial/keuangan dan bagaimana memandang bahwa bekerja itu adalah suatu pembelajaran dan diharapkan kita jangan bekerja untuk uang. Hambatan- hambatan yang sering dialami oleh para pebisnis juga dibahas disini yaitu ketakutan, sinisme, kemalasan kebiasaan buruk dan arogansi serta cara untuk mengatasinya. Buku ini juga mengkritisi tentang sistem pendidikan sekarang. Sistem pendidikan saat ini tidak mampu mengikuti laju perubahan global dan teknologi di dunia sekarang ini dan cenderung mengajarkan kita untuk menjadi pekerja yang baik bukan pebisnis yang handal. Penyampaian konsep-konsep finansial dalam buku ini sangat mudah dimengerti karena banyak diselingi oleh cerita-cerita.Rich Dad, Poor Dad adalah alat pendidikan untuk setiap orang yang tertarik untuk menjadikan pendidikan dan posisi finansialnya menjadi lebih baik


When I was growing up I had two dads. One was a highly educated teacher with a PHD (Poor Dad), the other never finished the Eighth Grade (Rich Dad). Both fathers had conflicting views on money. One Dad would say "I can't afford it" while the other would ask: "how can I afford it?" Here is what I learnt from them.


THE RICH DON'T WORK FOR MONEY


When I was 9 my best friend, Mike, and I were tired of other kids not wanting to play with us because we were 'poor kids'. When we asked Mike’s dad (Rich Dad) how to make money he agreed to teach us.

Rich Dad put us to work dusting cans in one of the corner stores he owned. The pay (10 cents a week) wasn't much. After 3 weeks dusting and not learning anything I decided to quit. I saw Rich Dad and demanded a pay increase. I told him that he wasn't keeping to the bargain and teaching us about money. He disagreed. In 3 weeks I was already sounding like his employees, he said. Life pushes you around, he said. 'Some people just give up and quit every time life pushes them. Others take the opportunity to learn'.

"Most people are afraid of not having any money. That's why they take a low paying job. Some people say I exploit my employees but they really exploit themselves." He convinced me I had a good opportunity to learn so I agreed to keep working. "Good," he said, "But his time you'll work for nothing."


I worked for 3 weeks with no pay when Rich Dad came by. He told us how most people let their emotions do their financial thinking rather than their brains. When it comes to money most people are driven by the emotions of fear (not having enough money) and desire (to have nice things). You must always acknowledge your emotions, but don't let them do your thinking. He offered us a huge raise, which we declined. He could see we had overcome our desire by not accepting the larger pay, and we had also overcome our fear by working for nothing. This was good. We now needed to use our eyes to look for opportunities.


A couple of weeks later I noticed the lady who managed the store cutting the cover off some comic strips and throwing away the comics. Mike and I set up a comic library for the local kids in a room at Mike's house. We charged kids 10 cents to enter the library and paid Mikes sister $1 a week to mind it. After a while we were averaging $9.50 a week.



FINANCIAL LITERACY


If you want to be rich you need to develop financial literacy. Even the difference between an asset and a liability is often confused. An asset earns you money and a liability burns your money. When you put money into assets such as stocks, bonds and investment properties you can earn money or income from them. Poor dad saw them as liabilities.


Liabilities are things that cost you money. A car loses 25% of its value the day you drive it off the lot. In addition, you have many other expenses such as loan repayments, insurance, registration, running and maintenance costs.


The rule is that if you want to get rich, put your money into income earning assets. This doesn't mean not to buy a home or car - just think don't think of them as assets.


Lets look at the cash flow of the rich, middle class and poor. The poor tend to spend all of their money on living expenses, (food, clothes taxes etc) regardless of what their income is. Everyone has living expenses but the poor spend all of their money on them. The middle class tend to spend most of their money on liabilities such as credit card debt, personal loans and mortgage repayments. While the rich also have living expenses and liabilities they focus their money on purchasing income-producing assets.

Wealth is not so much about your level of income but your pattern of spending. Even people with relatively high incomes can easily find themselves struggling or broke. And people who win big in lotto usually find that after a couple of years they are back to where they started.


If you want to change your financial circumstances you need to change your pattern of spending. If you find yourself in a hole - stop digging.



MIND YOUR OWN BUSINESS


Most people who continue to struggle financially rely on their weekly paycheque. Job security is now a thing of the past and shouldn't be relied on. You have to start minding your own business. By this I don't mean throwing in your day job, but start building assets.


In my early days I worked on a commission basis at Xerox selling photocopiers. I used the money I made to purchase real estate. Within 3 years the income I was earning from real estate was greater than what I could earn selling photocopiers.


The rich focus on increasing their assets while everyone else focuses on increasing their income. But when your income increases so do your expenses and liabilities. Most people rush out and purchase expensive consumer goods, home entertainment systems, cars, clothes, holidays, as soon as they can. The rich deliberately delay doing this until they have a good portfolio of assets bringing in a steady income.



TAXES

It wasn't until 1874 and 1913 that England and the United States respectively introduced permanent income taxes on their citizens. Initially it was levied only against the rich but it soon trickled down to the middle class and the poor.


The rich have never sat around waiting to be taxed but have made sure they conduct research to find where the best tax advantages lie. And often these tax advantages are available to everyone but it is the rich who are 'minding their own business' and making use of all the tools and opportunities that are available to them.


The poor and middle class don't do much financial research. Many people today still don't the legitimate tax deductions they can make, for instance and suffer because of it. You need to gain financial literacy in order to understand how to best use your money and make it work for you.



THE RICH INVENT MONEY


Self confidence is one of the biggest things that hold us back in life. Boldness is the thing that gets us ahead, financially and otherwise. And we all possess at least some of it. If you want to succeed to financially we need courage to take risks and not cling to what we think is secure.


The more we develop our financial IQ the more options we have available to us. For example, in the early 1990s the economy in Phoenix was terrible. People were going bankrupt. Houses that were once $100,000 were going for $75,000. In the bankruptcy courts I was able to pick up these same houses for $20,000 or less. I would quickly resell these properties for $60,000 making a $40,000 profit. I did this 6 times and made $190,000 in profit and the total amount of time it took was only about 30 hours.


Think about how long it would take to save $190,000 out of your income and how much it would cost you in taxes to save it. This proves that no matter what the economic climate you can always succeed if you have good financial intelligence. This is just one example of the many different transactions I made on the way to financial success.



WORK TO LEARN - NOT FOR MONEY


There are many skills you must master in order to be successful. The most important skills are in the areas of sales, PR, marketing and advertising.


A journalist I met wanted to become a best selling author. She had written some good novels but nothing had happened. I told to her to take a course in sales. She was offended at this suggestion and said she would not stoop so low as to do anything in sales. I pointed out that she was already a good writer. However, she would need sales skills to become a best-selling author.


It is important to find employment where you will learn a lot of different skills even if it means earning less in your take home pay. When I graduated I went into the Merchant Marines. This taught me much about international trade. I then joined the Marine Corps in order to learn about leadership. I left there to join Xerox where I learnt to sell.


Take the long term approach. Find employment where you can learn these skills, even if it means taking a second job.

OVERCOMING OBSTACLES

There are four main steps once you overcome the obstacles.

Fear. Nobody likes losing money. However if you can't handle your fear about it you won't be able to make any. One of the most common reasons for lack of financial success is that people play it too safe. One thing you can try and do is to think like a Texan. They live their life big. They either win big or they lose big. There is a saying that "everyone wants to go to heaven but nobody wants to die".
Overcome cynicism. Don't listen to cynicism from yourself or others. Especially don't take advice from someone who hasn't done what you want to do. Many people give advice on things they know nothing about. Don't let this influence you.
Laziness. People can be lazy in a number of ways. Some people keep themselves busy doing everything but the one thing they need to do. A good way to overcome this is to enlist the emotion of greed. Think about all the things you can have and do once you've achieved your financial goals.
Habits. Create good habits especially in the area of money. Pay yourself (in savings or investments) first before you do anything else with your money.


GETTING STARTED

These are the steps I suggest you follow to awaken your financial genius:

1. You need a big dream. Some thing that is strong and will drive you to success.
2. Use the power of choice. For example, you could sit at home and watch TV all day or you could take a course in financial planning. The choice is yours
3. Choose your friends carefully. Choose people who have great personal characteristics that you admire.
4. Keep learning. The world is changing rapidly. What may have worked yesterday might not work today.
5. Pay yourself first. Spend money on assets before you do anything else with your pay cheque.





GO ASK ALICE: Buku Harian Seorang Remaja Pecandu Narkoba
Pengarang: Anonim
Tebal: 187 halaman
Penerbit: Gramedia


Buku ini ditulis berdasarkan buku harian seorang gadis remaja berusia lima belas tahun yang ditemukan tewas akibat jeratan obat-obat terlarang.Tak mudah baginya keluar dari dunia gelap yang amat menakutkan, penuh nista dan derita. Cengkeraman obat terlarang membuatnya terpaksa kabur dari rumah, menjalani seks bebas, bahkan tega menjadi pengedar untuk anak-anak Sekolah Dasar.Kasih sayang dan dukungan keluarga serta kemauan kuat untuk sembuh harus melawan godaan kenikmatan yang ditawarkan obat terlarang dan kekejaman teman sesama pemakai yang sempat menjebloskannya ke rumah sakit jiwa.Buku hariannyalah yang membuatnya tetap waras sampai akhir hayatnya.Bacalah buku ini, dan temukan dunia mencekam yang menerkam Alice.





A CHILD CALLED IT
Judul Buku: A Child Called It
Pengarang: Dave Pelzer
Penerbit: Gramedia


Dewasa ini kita sering mendengar peristiwa child abuse penyiksaan anak. Tetapi apa dan bagaimana sesungguhnya yang dialami dan diderita oleh anak yang menjadi korbannya? Buku ini membuka wawasan kita, mencerahkan dan mendidik. David mengajak kita ikut mengalami rasa takutnya, rasa kekalahannya, rasa kesendiriannya, rasa sakitnya, dan rasa marahnya, sampai pada harapan terakhirnya. Seorang anak yang hanya dianggap ” It “. Dengan masuk ke dalam alur itu, menjadi jelas bagi kita betapa menyakitkannya dunia gelap yang diderita anak-anak korban child abuse. Bahkan secara lebih detail, kita bisa merasakan tangisan anak-anak itu melalui mata, telinga, dan badan David Pelzer. Dengan membaca buku ini kita juga bahkan bisa merasakan keteguhan hati David untuk keluar dari siksaan yang tak kunjung henti menuju kemenangan.
Buku ini bukan buku baru, kira – kira terbit sekitar tahun 2002, tapi sampai saat ini buku ini tetap menjadi salah satu buku yang dicari…mungkin ketika membaca ini satu pertanyaan yang akan selalu timbul di benak kita “ Apa mungkin ?”. Suatu tindakan yang kadang tidak masuk akal tapi bias saja terjadi.
Dalam buku ini kita akan melihat sifat manusia lainnya di luar sana yang mungkin merupakan hal yang tidak biasa bagi orang yang berpikir normal dan sehat. Kita akan menelusuri mengapa seorang anak kecil bisa disamakan artinya dengan ” It “.Perasaan sedih, ngilu, perih dan tak percaya akan kita rasakan ketika membaca ini.

No comments:

Post a Comment